Sabtu, 17 April 2010


Arsip untuk Obat-obatan

FLAMICORT

GOLONGAN

KANDUNGAN

Triamcinolone acetonide.

INDIKASI

IA/IB Injeksi Terapi tambahan untuk pemakaian jangka pendek pada osteoarthritis sinovitis, rheumatoid arthritis, bursitis akut atau sub-akut, arthritis gout akut & tenosinovitis nonseptik, epikondilitis & osteoarthritis sesudah trauma.

ID Injeksi Pengobatan dermatosis & tumour cystic pada tendon.

IM Injeksi Alergi, penyakit dermatologi & kolagen; gangguan rematik; edema.

KONTRA INDIKASI

Infeksi jamur sistemik. IM: Idiopatik trombositopenia purpura.

PERHATIAN

Gagal jantung kongestif atau hipertensi; Diabetes melitus, infeksi, gagal ginjal kronik, uremia; Tuberkulosa aktif atau laten; vaksin smallpox atau imunisasi lainnya. Pemakaian jangka panjang. Kehamilan & laktasi. Usia lanjut, Anak.

EFEK SAMPING

Cushingoid. Amenorrhea, hiperhidrosis, gangguan mental & neurologi, hipertensi intracranial; Pankreatitis akut & osteonekrosis aseptik. Otot lemas. Katarak, peningkatan tekanan intraokular. Gangguan gastrointestinal.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL

C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.

KEMASAN

Vial IA/ID/IB 10 mg/ml x 5 ml x 1’s.

DOSIS

IA/IB Awal 10 mg/ml boleh bertukar-tukar 2.5-5 mg untuk smaller joint & 5-15 mg untuk large joint.

ID Max: 1 mg/suntikan.

IM Awal 2.5-60 mg/hari.

Dewasa & anak > 12 tahun Awal 60 mg ke bagian dalam otot gluteal.

Anak 6-12 tahun Awal 40 mg.

sumber: http://medicastore.com/obat/11336/FLAMICORT.html

Ranitidine dan Cefotaxime

Dua obat inilah yang sering digunakan di rumah sakit tempat saya bekerja sebagai honorer, tepatnya di Rumah Sakit Kartika Husada (Rumah Sakit Kesdam/ Tentara). Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk memberikan sedikit informasi terkait obat yang bernama Ranitidine dan Cefaotaxime ini.

1. Ranitidine HCL.

INDIKASI
Tukak duodenum, tukak lambung, hipersekresi lambung seperti sindroma Zollinger-Ellison dan mastositosis sistemik, perdarahan saluran cerna, sebelum induksi anestesi, refluks saluran cerna, kondisi yang menghendaki pengurangan sekresi gaster dan pengeluaran asam lambung.

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif.

PERHATIAN

  • Gangguan hati atau ginjal berat.
  • Hamil dan menyusui.
  • Terapi jangka panjang.
    Interaksi obat : Diazepam, Metoprolol, Lignokain, Fenitoin, Propanolol, Teofilin, Warfarin, Midazolam, Fentanil, Nifedipin.

EFEK SAMPING

  • Malaise (perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, sakit kepala, mengantuk, vertigo.
  • Bradikardia.
  • Konstipasi (susah buang air besar), diare, mual, muntah, nyeri perut.
  • Hepatitis reversibel.
  • Penurunan leukosit dan pletelet.
  • Urtikaria (biduran), edema angioneurotik, bronkhospasme, hipotensi, eosinofilia, ruam, demam, anafilaktik.
  • Bingung, ginekomastia (pembesaran buah dada laki-laki menyerupai buah dada wanita), hiperprolaktinemia, gangguan seksual.
  • Peningkatan sementara kadar serum transaminase, gamma GT, serum kreatinin.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL

B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

KEMASAN
Ampul 2 mL x 5.

DOSIS

  • Intramuskular (IM) : 50 mg/2 mL tiap 6-8 jam tanpa pengenceran.
  • Bolus / infus intermiten intravena (IV) : 50 mg/2 mL tiap 6-8 jam, diencerkan dengan larutan yang sesuai.
  • Penderita gagal ginjal : secara IM/IV 50 mg/18-24 jam.

PEMBERIAN OBAT

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan

2. Cefotaxime sodium / Natrium Sefotaksim.

INDIKASI

  • Infeksi saluran nafas bagian bawah, telinga, saluran kemih dan kelamin termasuk gonore non komplikasi, kandungan, kulit dan struktur kulit, dalam perut, tulang dan sendi, susunan saraf pusat.
  • Bakteremia (beredarnya bakteri dalam darah) dan septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan/atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri atau kedua-duanya), endokarditis (radang endokardium jantung), meningitis (radang selaput otak).
  • Pencegahan infeksi peri-operatif dan terhadap infeksi dengan kekebalan yang menurun. KONTRA INDIKASI
    Hipersensitifitas terhadap Sefalosporin, penderita ginjal berat. PERHATIAN
    Pasien yang sensitif terhadap Penisilin (sensitifitas silang), gagal ginjal berat, riwayat penyakit lambung-usus terutama kolitis.
    Hamil (terutama trimester pertama), menyusui.
    Interaksi obat :
    - kombinasi dengan diuretika kuat dan aminoglikosida meningkatkan resiko nefrotoksisitas.
    - penggunaan dengan Probenesid, meningkatkan dan memperpanjang kadar Sefotaksim dalam darah.

EFEK SAMPING
Reaksi hipersensitifitas, eosinofilia, neutropenia, leukopenia yang bersifat sementara, flebitisefek pada lambung-usus, superinfeksi.
Peradangan iritatif dan nyeri pada tempat penyuntikan.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). KEMASAN
Vial 1 gram x 2. DOSIS

  • Dewasa dan anak berusia lebih dari 12 tahun : 2-6 gram sehari, maksimal 12 gram/hari.
  • Bayi dan anak berusia 1 bulan – 12 tahun : 50-100 mg/kg berat badan/hari dalam 4-6 dosis terbagi.
  • Neonatus (bayi baru lahir sampai umur 4 minggu) dan bayi prematur berusia 1-4 minggu : 50 mg/kg berat badan secara intravena (IV) tiap 8 jam.
  • Bayi berusia kurang dari 1 minggu : 50 mg/kg berat badan secara IV tiap 12 jam.
    Pada infeksi yang mengancam jiwa : dosis sampai dengan 200 mg/kg berat badan/hari.
    Pencegahan infeksi pra-operatif : diberikan 30-60 menit sebelum operasi.

Sumber:

1. www.medicastore.com (diakses pada tanggal 20 Januari 2010)

2. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi ed.8 2008/2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar