Minggu, 18 April 2010


Atresia Bilier
DEFINISI
Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal.

Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus.
Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat fatal.

PENYEBAB
Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui.
Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.

GEJALA
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
- air kemih bayi berwarna gelap
- tinja berwarna pucat
- kulit berwarna kuning
- berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung lambat
- hati membesar.

Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:
- gangguan pertumbuhan
- gatal-gatal
- rewel
- tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.

# Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin)
# USG perut
# Rontgen perut (tampak hati membesar)
# Kolangiogram
# Biopsi hati
# Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan).

PENGOBATAN
Prosedur yang terbaik adalah mengganti saluran empedu yang mengalirkan empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin dilakukan pada 5-10% penderita.

Untuk melompati atresia bilier dan langsung menghubungkan hati dengan usus halus, dilakukan pembedahan yang disebut prosedur Kasai.
Pembedahan akan berhasil jika dilakukan sebelum bayi berusia 8 minggu.
Biasanya pembedahan ini hanya merupakan pengobatan sementara dan pada akhirnya perlu dilakukan pencangkokan hati.

Tiap bagian dari vitamin B kompleks melakukan fungsinya masing-masing dalam tubuh tetapi ketika unsur utama tersebut bekerja sama sebagai vitamin B kompleks, vitamin ini memberikan manfaat penting bagi tubuh untuk tetap sehat.

Vitamin B kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari asupan makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin ini. Selain itu vitamin B kompleks juga tidak dapat disimpan secara baik didalam tubuh, maka asupan secara reguler sangat dianjurkan agar tidak kekurangan vitamin B kompleks.

Delapan unsur utama pembentuk vitamin B kompleks adalah:
  • Thiamine (vitamin B1), berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan jantung serta metabolisme karbohidrat.
  • Riboflavin (vitamin B2), berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah migren serta katarak.
  • Niacin (vitamin B3), bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien, membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi dan gangguan pada persendian.
  • Asam pantothenate (vitamin B5), membantu system syaraf dan metabolisme, mengurangi alergi, kelelahan dan migren. Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal, terutama dalam proses pembentukan hormon.
  • Pyridoxine (vitamin B6), membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala hipertensi, asma serta PMS.
  • Biotin (vitamin B7), bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat, pembentukan kuku serta rambut.
  • Asam Folic (vitamin B9), membantu perkembangan janin, pengobatan anemia dan pembentukan hemoglobin.
  • Cobalamine (vitamin B12), membantu merawat system syaraf dan pembentukan sel darah merah.
Unsur lain yang juga terdapat dalam vitamin B kompleks adalah choline, inositol dan asam para aminobenzoic.

Vitamin B kompleks sangat bermanfaat untuk beberapa kondisi dan mungkin diperlukan tambahan pada waktu-waktu tertentu di dalam kehidupan seseorang. Tentu saja asupan yang disarankan bervariasi menurut jenis kelamin, berat badan dan usia seseorang.

Berdasarkan penelitian, vitamin B kompleks sangat bermanfaat dalam membantu mengatasi gejala kelelahan dan kegelisahan (stres). Kelelahan dapat menjadi gejala dari banyak penyakit dan vitamin B kompleks dapat membantu meringankan kelelahan/kecapaian. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf serta gangguan jantung.

Menariknya beberapa kondisi, seperti radang kulit, rambut rontok, kuku kusam atau mudah patah juga dapat diatasi dengan penambahan asupan vitamin B kompleks. Dalam kenyataannya, pada beberapa produk perawatan kulit (cream) dan perawatan rambut ditambahkan vitamin B kompleks untuk mengatasi masalah tersebut. Kondisi rambut seseorang juga akan sangat subur dengan asupan vitamin B kompleks.

Secara alami untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin B kompleks, konsumsi bahan-bahan makanan sumber vitamin B kompleks misalnya: roti, padi-padian, buncis, hati, daging, ikan, telur serta susu.

obat BECOM-C





Vitamin B Complex,
Kaplet salut film Suplemen Makanan


URAIAN

BECOM-c adalah kombinasi Vitamin B Kompleks Vitamin C, Nikotinamida dan Kalsium Pantotenat.
Vitamin B kompleks penting untuk memelihara aktifitas dari susunan saraf.
Vitamin C memegang peranan penting dalam memelihara daya tahan tubuh.


KEGUNAAN

Membantu memenuhi kebutuhan multivitamin untuk dewasa dan anak-anak dalam masa Petumbuhan serta selama masa penyembuhan.


PERHATIAN


Bila penderita mengeluh karena gangguan lambung. lebih baik dimulai dengan 1/2 kaplet sehari sesudah makan.


ATURAN PAKAI

Anak-anak : 1 kaplet sehari. sesudah makan
Dewasa : 1 - 2 kaplet sehari, sesudah makan, Atau menurut petunjuk dokter.
KEMASAN Dus isi 10 strip @ 10 kaplet. PENYIMPANAN Simpan di tempat sejuk (15-25 derajat celcius) dan kering terlindung dari cahaya. Dibuat oleh : PT CAPRIFARMINDO LABS. Bandung - Indonesia

Sabtu, 17 April 2010

SCALPEL


Scalpel adalah pisau yang biasa digunakan untuk operasi, dan terdapat 2 macam bentuk:
1. Pointed (ujungnya runcing, tajam)
2. Bellied (convex)
Dalam beberapa literatur (katalog) ada yang menyebutnya dengan nama BISTOURY.


Selain scalpel yang dimaksud diatas, ada pula istilah-istilah:
1. Scalpel blade
2. Scalpel handle

Scalpel blade adalah pisaunya saja tanpa pegangannya, sedangkan scalpel handle adalah pegangannya saja tanpa pisau. Terdapat berbagai macam ukuran dan bahan. Ada yang terbuat dari plastik dan stainless steel dan juga terdapat yang steril dan non-steril.
Terdapat jenis-jenis scalpel yang mempunyai nama dan kegunaannya tersendiri, misalnya:
a. Fistula Knife

b. Cone knife
c. Dura knife
d. Trigeminal knife
e. Myomatome
f. Resection knife
g. Meniscus knife
h. Tenotome

Sumber:
Drs. Hartono, 2002. Mengenan Alat-Alat Kesehatan & Kedokteran. Depot Informasi Obat: Jakarta


Arsip untuk Obat-obatan

FLAMICORT

GOLONGAN

KANDUNGAN

Triamcinolone acetonide.

INDIKASI

IA/IB Injeksi Terapi tambahan untuk pemakaian jangka pendek pada osteoarthritis sinovitis, rheumatoid arthritis, bursitis akut atau sub-akut, arthritis gout akut & tenosinovitis nonseptik, epikondilitis & osteoarthritis sesudah trauma.

ID Injeksi Pengobatan dermatosis & tumour cystic pada tendon.

IM Injeksi Alergi, penyakit dermatologi & kolagen; gangguan rematik; edema.

KONTRA INDIKASI

Infeksi jamur sistemik. IM: Idiopatik trombositopenia purpura.

PERHATIAN

Gagal jantung kongestif atau hipertensi; Diabetes melitus, infeksi, gagal ginjal kronik, uremia; Tuberkulosa aktif atau laten; vaksin smallpox atau imunisasi lainnya. Pemakaian jangka panjang. Kehamilan & laktasi. Usia lanjut, Anak.

EFEK SAMPING

Cushingoid. Amenorrhea, hiperhidrosis, gangguan mental & neurologi, hipertensi intracranial; Pankreatitis akut & osteonekrosis aseptik. Otot lemas. Katarak, peningkatan tekanan intraokular. Gangguan gastrointestinal.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL

C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.

KEMASAN

Vial IA/ID/IB 10 mg/ml x 5 ml x 1’s.

DOSIS

IA/IB Awal 10 mg/ml boleh bertukar-tukar 2.5-5 mg untuk smaller joint & 5-15 mg untuk large joint.

ID Max: 1 mg/suntikan.

IM Awal 2.5-60 mg/hari.

Dewasa & anak > 12 tahun Awal 60 mg ke bagian dalam otot gluteal.

Anak 6-12 tahun Awal 40 mg.

sumber: http://medicastore.com/obat/11336/FLAMICORT.html

Ranitidine dan Cefotaxime

Dua obat inilah yang sering digunakan di rumah sakit tempat saya bekerja sebagai honorer, tepatnya di Rumah Sakit Kartika Husada (Rumah Sakit Kesdam/ Tentara). Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk memberikan sedikit informasi terkait obat yang bernama Ranitidine dan Cefaotaxime ini.

1. Ranitidine HCL.

INDIKASI
Tukak duodenum, tukak lambung, hipersekresi lambung seperti sindroma Zollinger-Ellison dan mastositosis sistemik, perdarahan saluran cerna, sebelum induksi anestesi, refluks saluran cerna, kondisi yang menghendaki pengurangan sekresi gaster dan pengeluaran asam lambung.

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif.

PERHATIAN

  • Gangguan hati atau ginjal berat.
  • Hamil dan menyusui.
  • Terapi jangka panjang.
    Interaksi obat : Diazepam, Metoprolol, Lignokain, Fenitoin, Propanolol, Teofilin, Warfarin, Midazolam, Fentanil, Nifedipin.

EFEK SAMPING

  • Malaise (perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, sakit kepala, mengantuk, vertigo.
  • Bradikardia.
  • Konstipasi (susah buang air besar), diare, mual, muntah, nyeri perut.
  • Hepatitis reversibel.
  • Penurunan leukosit dan pletelet.
  • Urtikaria (biduran), edema angioneurotik, bronkhospasme, hipotensi, eosinofilia, ruam, demam, anafilaktik.
  • Bingung, ginekomastia (pembesaran buah dada laki-laki menyerupai buah dada wanita), hiperprolaktinemia, gangguan seksual.
  • Peningkatan sementara kadar serum transaminase, gamma GT, serum kreatinin.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL

B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

KEMASAN
Ampul 2 mL x 5.

DOSIS

  • Intramuskular (IM) : 50 mg/2 mL tiap 6-8 jam tanpa pengenceran.
  • Bolus / infus intermiten intravena (IV) : 50 mg/2 mL tiap 6-8 jam, diencerkan dengan larutan yang sesuai.
  • Penderita gagal ginjal : secara IM/IV 50 mg/18-24 jam.

PEMBERIAN OBAT

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan

2. Cefotaxime sodium / Natrium Sefotaksim.

INDIKASI

  • Infeksi saluran nafas bagian bawah, telinga, saluran kemih dan kelamin termasuk gonore non komplikasi, kandungan, kulit dan struktur kulit, dalam perut, tulang dan sendi, susunan saraf pusat.
  • Bakteremia (beredarnya bakteri dalam darah) dan septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan/atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), sepsis (reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri atau kedua-duanya), endokarditis (radang endokardium jantung), meningitis (radang selaput otak).
  • Pencegahan infeksi peri-operatif dan terhadap infeksi dengan kekebalan yang menurun. KONTRA INDIKASI
    Hipersensitifitas terhadap Sefalosporin, penderita ginjal berat. PERHATIAN
    Pasien yang sensitif terhadap Penisilin (sensitifitas silang), gagal ginjal berat, riwayat penyakit lambung-usus terutama kolitis.
    Hamil (terutama trimester pertama), menyusui.
    Interaksi obat :
    - kombinasi dengan diuretika kuat dan aminoglikosida meningkatkan resiko nefrotoksisitas.
    - penggunaan dengan Probenesid, meningkatkan dan memperpanjang kadar Sefotaksim dalam darah.

EFEK SAMPING
Reaksi hipersensitifitas, eosinofilia, neutropenia, leukopenia yang bersifat sementara, flebitisefek pada lambung-usus, superinfeksi.
Peradangan iritatif dan nyeri pada tempat penyuntikan.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). KEMASAN
Vial 1 gram x 2. DOSIS

  • Dewasa dan anak berusia lebih dari 12 tahun : 2-6 gram sehari, maksimal 12 gram/hari.
  • Bayi dan anak berusia 1 bulan – 12 tahun : 50-100 mg/kg berat badan/hari dalam 4-6 dosis terbagi.
  • Neonatus (bayi baru lahir sampai umur 4 minggu) dan bayi prematur berusia 1-4 minggu : 50 mg/kg berat badan secara intravena (IV) tiap 8 jam.
  • Bayi berusia kurang dari 1 minggu : 50 mg/kg berat badan secara IV tiap 12 jam.
    Pada infeksi yang mengancam jiwa : dosis sampai dengan 200 mg/kg berat badan/hari.
    Pencegahan infeksi pra-operatif : diberikan 30-60 menit sebelum operasi.

Sumber:

1. www.medicastore.com (diakses pada tanggal 20 Januari 2010)

2. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi ed.8 2008/2009.

Jumat, 16 April 2010


Pengobatan Sinusitis dengan Herbal?

Bagaimana penyembuhan sinusitis yang paling efektif dengan menggunakan herbal?
  • 1 tahun lalu
Kylie by Kylie
Anggota sejak:
12 Mei 2006
Total poin:
9538 (Tingkat 5)

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak

Sinusitis adalah istilah kedokteran untuk infeksi sinus, yaitu rongga yang berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung.

Ada beberapa jenis sinus, yaitu:
- Sinus frontalis yang terletak di dahi
- Sinus maksilaris terletak di dalam tulang pipi
- Sinus etmoid terletak di belakang batang hidung di sudut mata
- Sinus sfenoid terletak di belakang sinus etmoid

Setiap sinus tersebut berhubungan dengan hidung untuk pertukaran udara dan sekresi (ingus). Hidung dan sinus dilapisi selaput lendir yang berhubungan satu sama lain.

Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung.

Sinus yang sehat berisi udara, selain adanya sekresi dari selaput lendirnya. Apabila aliran ke dalam hidung terhambat maka sekresinya menumpuk dan terperangkap bersama udara di dalam sinus dan menekan dinding sinus yang bertulang sehingga menimbulkan rasa nyeri.

Sinusitis dapat terjadi secara akut, subakut, kronis, alergis atau hiperplastiks. Gejala sinusitis bervariasi tergantung pada tipe infeksinya. Gejala umumnya berupa hidung tersumbat dan adanya cairan ingus dari belakang hidung yang menetes ke hulu kerongkongan. Pada sinus alergi gejala utamanya adalah bersin-bersin, pengeluaran cairan terhambat, hidung terasa panas dan gatal. Infeksi sinus alergi berhubungan dengan alergi rhinitis (radang selaput lendir hidung).

Pada infeksi sinus akut gejala utamanya selain hidung tersumbat juga diikuti ingusan sesudah 24 - 48 jam dan akhirnya mengeluarkan cairan nasal disertai nanah. Gejala lainnya yaitu badan terasa sakit, sakit tenggorokan dan pusing. Pada infeksi sinus sub akut gejalanya yaitu hidung tersumbat, tidak enak pada wajah, lelah, dan pengeluaran cairan nasal yang disertai nanah yang akan berakhir lebih dari 3 minggu setelah infeksi akut berakhir. Infeksi sinus kronis gejalanya serupa dengan infeksi sinus akut, kecuali pada infeksi kronis dapat menyebabkan keluarnya cairan dari hidung secara terus menerus dan disertai nanah. Pada infeksi sinus hiperplastik menyebabkan hidung tersumbat secara kronis dan sakit kepala.

Nyeri pada sinusitis juga tergantung pada letak sinus yang sakit. Nyeri di dahi merupakan gejala khas sinusitis frontalis. Nyeri pada rahang atas dan gigi merupakan gejala infeksi sinus maksilaris. Infeksi sinus etmoid menimbulkan rasa nyeri di antara kedua mata, rasa nyeri kalau pinggiran hidung disentuh, hidung tersumbat dan tidak dapat mencium. Gejala sinusitis lainnya adalah nafas berbau tidak sedap

Sinusitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan alergi berkepanjangan. Alergen yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas timbulnya serangan sinusitis.

Meskipun sinusitis tidak dapat dicegah tetapi agar sinusitis tidak menjadi kronis, maka infeksi virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur. Hindari juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi. Jenis alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.

Pengobatan sinusitis bertujuan untuk menghilangkan penyumbatan, mengeringkan cairan sinus hidung, serta menghilangkan infeksi dan rasa nyeri. Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi sinusitis mempunyai efek antara lain sebagai antiradang atau anti-infeksi, menghilangkan nyeri, mengurangi sumbatan lendir dan melancarkan pernafasan. Berikut beberapa tumbuhan obat yang dapat digunakan :

1.SAMBILOTO (Andrographis paniculata )
Efek : antiradang, anti-infeksi, meredakan nyeri (analgetik)
Cara pemakaian : 9-15 gram sambiloto kering direbus, diminum airnya. Untuk pemakaian luar dihaluskan lalu airnya diteteskan pada hidung.

2.LIDAH BUAYA ( Aloe vera )
Efek: antiradang, menghilangkan nyeri.
Cara pemakaian : daun dikupas kulitnya, direbus, diminum. Untuk pemakaian luar diteteskan pada hidung.

3.JAHE ( Zingiber officinale )
Efek : pedas, hangat, melapangkan saluran nafas (mengurangi penyumbatan lendir), antiradang.

4.SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens Back.)
Efek : antiradang, melancarkan sirkulasi

5.BAWANG PUTIH ( Allium sativum)
Efek : antibiotik, menstimulasi sistem imun, melancarkan sirkulasi.

6.KUNYIT (Curcuma longa L.)
Efek : menghilangkan sumbatan, antibakteri dan antiradang.

7.SEREH ( Andropogon citratus)
Efek: me

materi referensi:

ASUHAN KEPERAWATAN SINUSITIS



DEFINISI :

Sinusitis adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.

ETIOLOGI
a. Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
• Rinitis Akut (influenza)
• Polip, septum deviasi
b. Dentogen
Penjalaran infeksidari gigi geraham atas
Kuman penyebab :
- Streptococcus pneumoniae
- Hamophilus influenza
- Steptococcus viridans
- Staphylococcus aureus
- Branchamella catarhatis

asuhan keperawatan  pada penyakit tht sinusitis oma omk otitis media kronis akut

GEJALA KLINIS :
a. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah
b. Nyeri :
- Pipi : biasanya unilateral
- Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
- Gigi (geraham atas) homolateral.
c. Hidung :
- buntu homolateral
- Suara bindeng.
CARA PEMERIKSAAN
a. Rinoskopi anterior :
- Mukosa merah
- Mukosa bengkak
- Mukopus di meatus medius.
b. Rinoskopi postorior
- mukopus nasofaring.
c. Nyeri tekan pipi yang sakit.
d. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.
e. X Foto sinus paranasalis
- Kesuraman
- Gambaran “airfluidlevel”
- Penebalan mukosa

PENATALAKSANAAN :
a. Drainage
- Medical :
* Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
* Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg
- Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
b. antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
- ampisilin 4 X 500 mg
- amoksilin 3 x 500 mg
- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
- Diksisiklin 100 mg/hari.
c. Simtomatik
- parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
d. Untuk kromis adalah :
- Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
- Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
- Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)

TINJAUAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,
2. Riwayat Penyakit sekarang :
3. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.
4. Riwayat penyakit dahulu :
- Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
- Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
- Pernah menedrita sakit gigi geraham

5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.

6. Riwayat spikososial
a. Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0
b. Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
7. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat
- Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping
b. Pola nutrisi dan metabolisme :
- biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
c. Pola istirahat dan tidur
- selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
- klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun
e. Pola sensorik
- daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).

8. Pemeriksaan fisik
a. status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan bengkak).

Data subyektif :
1. Observasi nares :
a. Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
b. Riwayat pembedahan hidung atau trauma
c. Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya , lamanya.

2. Sekret hidung :
a. warna, jumlah, konsistensi secret
b. Epistaksis
c. Ada tidaknya krusta/nyeri hidung.

3. Riwayat Sinusitis :
a. Nyeri kepala, lokasi dan beratnya
b. Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca.
4. Gangguan umum lainnya : kelemahan

Data Obyektif
1. Demam, drainage ada : Serous
Mukppurulen
Purulen
2. Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami radang ? Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus
3. Kemerahan dan Odema membran mukosa
4. Pemeriksaan penunjung :
a. Kultur organisme hidung dan tenggorokan
b. Pemeriksaan rongent sinus.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung
2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)
3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung
5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek

PERENCANAAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung

Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
- Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
- Klien tidak menyeringai kesakitan

INTERVENSI RASIONAL

INTERVENSI
RASIONAL
a. Kaji tingkat nyeri klien
b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya
c. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
d. Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien

e. Kolaborasi dngan tim medis :
1) Terapi konservatif :
- obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung
- Drainase sinus
2) Pembedahan :
- Irigasi Antral :
Untuk sinusitis maksilaris
- Operasi Cadwell Luc

a. Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya


b. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri


c. Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri


d. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.


e. Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)
Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang
Kriteria :
- Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya
- Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.

INTERVENSI RASIONAL

INTERVENSI
RASIONAL
a. Kaji tingkat kecemasan klien

b. Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :
- Temani klien
- Perlihatkan rasa empati( datang dengan menyentuh klien )

c. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti

d. Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :
- Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang
- Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan

e. Observasi tanda-tanda vital.

f. Bila perlu , kolaborasi dengan tim medis

a. Menentukan tindakan selanjutnya

b. Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan

c. Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif

d. Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.

e. Mengetahui perkembangan klien secara dini.
f. Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien


3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinus
Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous,purulen) dikeluarkan
Kriteria :
- Klien tidak bernafas lagi melalui mulut
- Jalan nafas kembali normal terutama hidung


INTERVENSI RASIONAL

INTERVENSI
RASIONAL
a. kaji penumpukan secret yang ada

b. Observasi tanda-tanda vital.

c. Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret

a. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya
b. Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi
c. Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah

4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
Kriteria :
- Klien menghabiskan porsi makannya
- Berat badan tetap (seperti sebelum sakit ) atau bertambah

INTERVENSI RASIONAL

INTERVENSI
RASIONAL
a. kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
b. Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan

c. Catat intake dan output makanan klien.
d. Anjurkan makan sediki-sedikit tapi sering

e. Sajikan makanan secara menarik

a. Mengetahui kekurangan nutrisi klien
b. Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan memotivasi meningkatkan pemenuhan nutrisi
c. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien
d. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung
e. Mengkatkan selera makan klien

5. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradangan
Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman
Kriteria :
- Klien tidur 6-8 jam sehari
INTERVENSI RASIONAL

INTERVENSI
RASIONAL
a. kaji kebutuhan tidur klien.
b. ciptakan suasana yang nyaman.
c. Anjurkan klien bernafas lewat mulut
d. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
a. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
b. Agar klien dapat tidur dengan tenang
c. Pernafasan tidak terganggu.
d. Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung